Jendela google

Google

Senin, 17 September 2007

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir 2

Lima-belas tahun yang lalu, dunia dikejutkan oleh kecelakaan hebat yang terjadi pada pusat pembangkit listrik nuklir Russia di Chernobyl. Tujuh tahun sebelumnya terjadi kecelakaan serupa di Three Mile Island di negara bagian Pennsylvania, Amerika.

Kecelakaan pusat pembangkit listrik nuklir seperti itu selalu menimbulkan kecemasan pada banyak orang, karena adanya debu atau awan radioaktif yang tersebar pada kawasan luas dan bisa menimbulkan berbagai penyakit kanker.

Tapi tidak banyak orang yang tahu bahwa di Amerika saja ada 103 pusat pembangkit listrik tenaga nuklir, yang mensupplai 20 persen kebutuhan energi, dan telah beroperasi dengan aman selama puluhan tahun. Sisanya, yang 80 persen lagi, dipasok oleh pembangkit listrik yang menggunakan minyak, batu bara, gas alam, tenaga angin, tenaga air, dan sinar matahari. Pusat listrik tenaga nuklir pada dasarnya lebih murah ongkos pengoperasiannya, dan tidak menimbulkan polusi udara, kecuali kalau terjadi kecelakaan seperti di Chernobyl itu.

Pada dasarnya tiap pembangkit listrik, kecuali yang menggunakan tenaga angin, air dan sinar matahari, digerakkan oleh uap, yang disalurkan ke turbin-turbin, yang dihubungkan dengan generator yang menghasilkan listrik.

Uap itu dihasilkan oleh panas yang ditimbulkan oleh pembakaran minyak, batubara atau tenaga nuklir. Harga minyak yang terus naik belakangan ini, ditambah dengan kebutuhan listrik yang terus meningkat, telah mengakibatkan krisis energi hebat di negara bagian California, sehingga harus diadakan pemadaman listrik secara bergilir.

Kata Wakil Presiden Amerika Dick Cheney, Amerika harus membangun 65 pusat pembangkit listrik baru tiap tahun, termasuk yang menggunakan tenaga nuklir, untuk memenuhi kebutuhan yang terus meningkat.

Sebuah survei pendapat umum yang diadakan oleh kantor berita Associated Press menunjukkan 50 persen orang yang ditanyai mendukung penggunaan tenaga nuklir untuk menghasilkan listrik. Ini adalah kenaikan lima persen dibanding dua tahun yang lalu. Ketika ditanya apakah pusat-pusat pembangkit listrik nuklir di Amerika sekarang lebih aman dibanding 10 tahun yang lalu, 65 persen responden menjawab 'ya'; tapi 48 persen mengatakan limbah nuklir yang dihasilkannya tidak bisa dimusnahkan atau disimpan secara aman. Hanya 37 persen responden yang menjawab limbah nuklir itu bisa disimpan dengan aman.

Sementara itu, sebuah delegasi Departemen Energi Amerika belum lama ini berkunjung ke Afrika Selatan untuk mempelajari usaha negara itu membangun pusat pembangkit listrik nuklir jenis baru yang disebut 'pebble-bed reactor.'

Pebble bed reactor ini beda dari reaktor nuklir yang biasa, karena tidak menggunakan air, tapi gas helium sebagai alat pendinginnya. Gas helium dipompakan ke dalam tabung baja setinggi 18 meter, yang merupakan inti reaktor nuklir, dan setelah dipanaskan sampai 900 derajat Celsius, disalurkan dengan tekanan tinggi ke turbin-turbin gas yang konvensional, yang dihubungkan dengan generator pembangkit listrik. Setelah suhunya diturunkan dengan menggunakan angin atau air, gas yang berada dalam pipa itu disalurkan lagi ke dalam reaktor nuklir.

Sistem pebble reactor katanya tidak akan mengakibatkan kebocoran radiasi nuklir karena tidak akan terjadi melt-down seperti pada reaktor di Chernobyl. Setelah bahan bakar nuklirnya habis, limbah nuklir yang dianggap tidak berbahaya bisa disimpan di pusat pembangkit listrik yang bersangkutan selama 40 tahun setelah pusat pembangkit itu sendiri ditutup. Setelah itu,limbah nuklir tadi bisa diambil dan dibuang ke tempat lain, dan kawasan itu dikembalikan pada bentuknya yang asli, seperti taman atau hutan-hutan kecil.

Tiap pebble-bed reactor menghasilkan kira-kira 110 megawatt listrik dan karena sifatnya modular, kapasitas outputnya bisa diperbesar atau ditambah sesuai kebutuhan, tanpa harus mengubah disain yang asli.

Sebuah perusahaan energi Amerika, Exelon Corporation di Chicago dan sejumlah mitranya dari luar negeri, tahun ini akan memutuskan apakah akan membangun sebuah proyek percontohan pebble-bed reactor seperti itu di Amerika.

Tidak ada komentar:

Ini neh Hasil pencarian Kamu baca ya..!!!!